Selasa, 08 Desember 2015

MASALAH GENERASI MUDA






Masalah Generasi Muda
Masalah generasi muda merupakan masalah yang abadi dan selalu di alami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Problem itu disebabkan karena akibat dari prosess pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbulah harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih baik dari orang tuanya.
Ukuran umur generasi muda
Generasi muda terdiri atas masa kanak-kanak umur 0-12 tahun, masa Remaja umur 13-20 tahun dan masa dewasa umur 21-25 tahun
Factor penyebab masalah generasi muda :
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk generasi pemuda.
 b.Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
 c.Belum keseimbangannya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yan g tersedia, baik yang formal maupun non formal.
 d.Kekurangan lapang dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktifitas oleh nilai-nilai kekuasaan dan sebagianya.
e.Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merefansikan pendapat sikap dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
Masalah generasi muda di tandai dengan dua ciri yang berlawanan, yaitu:
 1.Keinginan melawan
Misalnya dalam bentuk radikalisme dan delinkuensi:.
Radikalisme
 adalah paham atau aliran yang mengingikan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Gambar anggota FPI yang bentrok dengan polisi.
Delinkuensi
 adalah tingkah laku yang menyalahi secara ringan norma dan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat.

2.Sikap Apatis
 yaitu sikap acuh tak acuh, tidak peduli, masa bodoh terhadap apa yang terjadi Gambar seorang kakek yang jatuh tidak ada yang menolong. Jika sikap seperti itu tidak mendapat bimbingan maka akan timbul demonstration effect yang merupakan masalah sosial. Masalah tersebut dapat di urutkan sebagai berikut.
a.Persoalan sense of value, pada masa ini masyarakat yang kedudukan lebih tinggi menjadi imitasi untuk anak-anak yang berasal dari lapisan yang lebih rendah.
b.Timbul organisasi-organisasi pemuda nonformal yang bertingkah tidak disenangi masyarakat.
 c.Timbul usaha generasi muda yang bertujuan mengadakan perubahan dalam masyarakat yang disesuaikan dengan nilai kaum muda.
Tahap penangan masalah yang dialami Generasi Muda
a.Tahap Identifikasi
 Dalam era modernisasi serta pesatnya perkembangan informasi menuntuk orang untuk selalu ingin mengetahui perkembangan zaman serta dapat menyimak berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia, yang sengat berpengaruh pada perkembangan intelektualitas dan perubahan perilaku masyarakat baik positif maupun negatif. Pengaruh negative tersebut dapat kita lihat kehidupan masyarakt yang semakin hari semakin jauh dari norma-norma yang berlaku. Dengan kata lain bahwa pengaruh modernisasi menuntut orang untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan sampai kepada keinginan diluar batas kemampuan mereka. Dorongan semacam ini akan mempengaruhi pada hidup seseorang menjadi individualistis, apatis, hura-hura, serta dampak yang paling parah adalah rusaknya komunitas atau lingkungan sekitar.
b.Tahap Diagnosis
-Pendekatan Individu
 Masalah-masalah generasi muda erat kaitannya dengan berbagai pelanggaran terhadap nilai dan norma yang telah disepakati bersama dalam masyarakat. Untuk mencegah terjadinya masalah tersebut, hendaknya orang tua memberikan perhatian yang semestinya sehingga perilaku anak remaja yang hendak dewasa lebih terkontrol, karena bagiamana pun juga generasi muda ikut menentukan masa depan bangsa
-.Pendekatan Sistem
 Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekan Baru (PSBR) merupakan salah satu lembaga sosial yang mempunyai fungsi pelayanan kepada generasi muda yang mengalami permasalahan sosial agar mampu hidup mandiri fan terhindar dari berbagai masalah sosial bagi diri sendiri dan lingkungannya serta dapat menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Untuk mengetahui seberapa besar masalah-masalah yang dialami generasi muda, maka yang harus dilakukan adalah membenahi pelaksanaan lembaga yang bersaangkutan.

 c.Tahap Treatment
Peningkatan kapasitas pranat sosial berada dalam kerangka pemberdayaan yaitu lebih menguatkan keberadaan dan peranan-peranan pranata sosial secara terkoordinasi dan terintergrasi ke dalam suatu wadah koordinasi. Pemberdayaan memungkinkan proses dilakukan secara pertisipasif dan berkembangnya sinergi antara pemuda dengan berbagai pranata dalam masyarakat. Pranat sosial yang ada dalam masyarakat dapat melakukan fungsinya sebagai institusi sosial yang patut dijunjung tinggi oleh semua pihak (masyarakat dan generasi muda). Di samping itu pranta ini berfungsi sebagai pengayom yang akan member pemahaman bagi masyarakat dan generasi muda agar terhindar dari budaya-budaya yang tidak bernilai dan bahkan merusak generasi muda.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berdasar:
-Landasan Idil yaitu pancasila
 -Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945
 -Landasan Strategi yaitu Garis-garis Besar Haluan Negara
 -Landasan Histories yaitu Sumpah Pemuda dan Proklamasi
-Landasan Normatif yaitu Tata Nilai ditengah MSY
Potensi-potensi Generasi Muda yang perlu dikembangkan:
-Idealisme dan daya kritis
-Dinamika dan Kreatifitas
-Keberanian mengambil resiko
-Optimis dan Kegairahan semangat
-Sifat kemandirian, disiplin, peduli dan bertanggung jawab
-Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
-Patriotisme dan Nasionalisme
-Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
Daftar pustaka
http://www.academia.edu/9315458/Masalah_Generasi_Muda

PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DENGAN MASYARAKAT PERDESAAN



PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DENGAN DESA
A. Masyarakat Perkotaan

   
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
  • Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
  • Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
  • Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  • Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
  • Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
  • Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
  • Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.
B. Masyarakat Pedesaan

   Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
   Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.    Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.    Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.    Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4.    Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya.
C. Perbedaan Dari Berbagai Segi

 1. Segi Agama
   
   Masyarakat pedesaan dikenal sangat religious. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya tahlilan, rajaban, jumat kliwon, dan lain-lain. 
Sedangkan Kehidupan keagamaan di kota berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.

2. Segi Sosial
  
   Masyarakat desa sangat mengutamakan social life nya. Mereka bergotong royong melakukan hal tanpa ada unsur uang/materi. Namun karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.

3. Segi Lingkungan Alam
   
   Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa. 
Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam, seperti dalam pola berpikir dan falsafah hidupnya. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.

4. Segi Pekerjaan
   
   Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang sebagai pekerjaan sekunder. Namun di masyarakat perkotaan, mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.

5. Segi Kepadatan Penduduk
  
    Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.

6. Homogenitas dan Heterogenitas
   
   Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
Di kota sebaliknya, penduduk heterogen terdiri dari orang-orang dengan macam-macam subkultur dan kesenangan, kebudayaan, dan mata pencaharian.

D. Aspek Positif &Negatif Masyarakat Perkotaan &Perdesaan
    Beberapa aspek positif dan negatif dari masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah sebagai berikut :
  • Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
  • Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
  • Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
  • Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
  • Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
    Hal – hal yang termasuk faktor pendukung antara lain :
  • Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
  • Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
  • Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
  • Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
  • Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
    Perbedaan dan Hubungan antara Desa dan Kota
1.    Perbedaan Desa dan Kota
    Ada beberapa ciri yang dapat membedakan antara desa dan kota. Beberapa ciri ini dapat membantu mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut masyarakat kota atau masyarakat desa. Ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut :
  • Jumlah dan kepadatan Penduduk
  • Lingkungan Hidup
  • Mata Pencaharian
  • Pola Interaksi Sosial
  • Statifikasi Sosial
  • Corak Kehidupan Sosial
  • Mobilitas Sosial
  • Solidaritas Sosial
  • Kedudukan dalam hierarki Sistem Administrasi Nasional

2.    Hubungan Desa dan Kota
    Desa dan kota dapat dikatakan memiliki hubungan yang erat. Hubungan ini terjadi karena adanya saling ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah kota yang tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur, daging, dan ikan. Selain itu, kota juga membutuhkan sumber tenaga kerja kasar yang biasanya diambil dari pedesaan karena mereka biasanya bekerja secara musiman. Biasanya jika musim tanam mereka bekerja di sawah dan pada saat menunggu masa panen mereka merantau ke kota.
    Tidak hanya dalam hal kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat perkotaan, masyrakat pedesaan juga membutuhkan barang-barang dari kota seperti pakaian dan alat-alat pertanian. Kota juga menyediakan tenaga kerja untuk desa seperti tenaga kerja yang melayani di bidang kesehatan, elektronika dan alat transportasi

   Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. 
   Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
E. Kesimpulan
   Masyarakat desa dengan masyarakat kota itu sangat bertolak belakang baik dari lingkungan,cara berpikir,lapisan sosial,tingkah laku,adat  serta jumlah penduduk nya pun berbeda.
   Masyarakat desa lebih  ke tradisional dan masyarakat kota lebih mengarah ke perkembangan dunia dengan kata lain masyarakat kota itu mengikuti zaman.
   Masyarakat desa juga mengikuti zaman tetapi perilaku mereka masih di pengaruhi oleh adat dan kebudayaan.
   Adat kebudayaan masyarakat desa masih sangat kental,  berbeda dengan masyarakat kota yang hampir keseluruhan adat dan kebiasaan nya sudah di pengaruhi oleh kebudayaan luar.

F. Referensi


Jumat, 02 Oktober 2015

KEPADATAN PENDUDUK DI INDONESIA



KEPADATAN PENDUDUK DI INDONESIA

Latar Belakang
variabel dalam problema kependudukan sangatlah kompleks, meliputi penduduk itu sendiri, kemiskinan, kesempatan kerja, permukiman, kesehatan, gizi pendidikan, kejahatan, pencemaran lingkungan, krisis ekonomi, kelaparan, sandang, air bersih, kebodohan, keterbelakangan, fasilitas umum (fasum), fasilitas social (fasos). Nyaris faktor kepadatan penduduk menjadi pangkal segala problematika kehidupan manusia itu sendiri.
Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, yaitu menurut sensus 1991 terdapat hampir 200 juta orang. Jumlah penduduk yang besar itu bertambah pula dengan cepat, walaupun program keluarga berencana (KB) telah dilakukan secara intensif. Menurut perhitungan Sensus 1981, rata-rata laju pertumbuhan penduduk ialah 2,32% per tahun.
Dilihat dari tekanan penduduk, bahwa pertumbuhan penduduk memerlukan tambahan lahan untuk produksi pangan dan pemukiman dengan segala aktivitasnya.
Analisa
            Menurut data yang diambil dari Badan Pusat Statistik Indonesia melalui sensus penduduk tahun 2010 adalah bahwa jumlah penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 dan ini merupakan data resmi yang dikeluarkan dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Dan berikut adalah tabel grafik Jumlah Penduduk Indonesia dari Badan Pusat Statistik.

Description: gambar tabel Analisa Jumlah Penduduk Indonesia Terbaru
Jika kita melihat dari tabel grafik jumlah penduduk di atas maka kita dapat mengetahui bahwa laju pertumbuhan Indonesia sangat cepat dan hal itu terlihat dari data diatas yang menunjukkan bahwa Jumlah Penduduk Indonesia pada zaman orde lama yang berjumlah 97,1 jiwa dan jumlahnya semakin meningkat bahkan lebih dari dua kali lipat dari zaman orde lama. Dan hal itu terlihat dari data grafik diatas yang menunjukkan Jumlah Penduduk Indonesia pada tahun 2010 berhasil menembus angka 237,6 juta jiwa.
            Dan dari data diatas juga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah 32 juta jiwa atau 1,21%  pertahunnya. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya meningkat 2,6 juta penduduk. Dan kita dapt mengetahui bahwa Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 mencapai 250,6 juta jiwa.
Diagram Persebaran Penduduk Indonesia 

Description: Tabel jumlah penduduk Indonesia  Data Jumlah Penduduk Indonesia Terbaru
Diagram Persebaran Penduduk Indonesia
1. Teori Gravitasi
Dikemukakan oleh Ravenstein pada tahun 1889 yang isinya sebagai  berikut :
 a.Semakin jauh jarak,semakin berkurang volume migran atau dikenal
dengan teori “distance decay theory”
  b.Setiap arus migran yang benar,akan menimbulkan arus balik sebagai gantinya.
 c.Adanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan timbulnya migrasi.
d.Wanita cenderung bermigrasi ke daerah daerah yang dekat letaknya
e.Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi.
 f.Motif utama migrasi adalah ekonomi
2.Teori Dorong  – Tarik ( push – pull theory )
Dikemukakan oleh Everett S.Lee pada tahun 1966.Dlam theorinya Lee mengemukakan adanya 4 faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi yaitu :
 a.Faktor – faktor yang terdapat di daerah asal
 b.Faktor – faktor yang terdapat di daerah tujuan
c.Faktor– faktor rintangan
d.Faktor  pribadi
Faktor – faktor yang terdapat di daerah asal maupun didaerah tujuan dapat bersifat positif artinya mempunyai daya dorong atau mempunyai sifat negative artinya mempunyai daya penghambat. Terdapat pengaruh migrasi kepada penduduk,migrasi pada umumnya bersifat selektif, artinya bahwa yang pindah dan menempati tempat baru mempunyai karakteristik kependudukan khas, mengenai umur, pendidikan status social , kebudayaan , dan sebagainya. Kadang - kadang dijumpai bahwa sebagai penduduk baru para migran tidak mempuyai kaitan perasaan dengan tempat tinggal yang baru, maka dari itu mereka kurang mempuyai perhatian atau acuh tak acuh dengan masalah setempat sehingga mereka mudah di cap sebagai tidak  berjiwa nasional. Dari tempat asalnya, mereka yang datang bermigrasi pada umumnya membawa kebudayaan dan adat kebiasaan. Di tempat yang  baru berlangsung kontak kebudayaan di antara mereka, sehingga terjadi interaksi kebudayaan. Tidak jarang timbul konflik apabila pihak  pihak yang berinteraksi sama kuat dan memegang prinsip.tetapi kerena  pendatang biasanya hanya sedikit dibandingkan dengan penduduk lama, mereka mau tak mau harus meluluhkan diri kedalam kebudayaan setempat supaya dapat hidup lestari. Apabila pendatang jumlahnya agak banyak atau merupakan kelompok kecil yang berwibawa, mereka dapat juga membawa  perubahan-perubahan ke dalam kebiasaan, norma-norma setempat atau setidak tidaknya kedua belah pihak sengaja tidak melakukan adaptasi . dalam kenyataannya, meskipun migran tersebut sudah lama menempati tempat tinggal yang baru, tetapi proses asimilasi dan integrasi yang sempurna tidak akan terjadi. Di indonesia misalnya, masih ada kelompok kelompok atau kampung kampung khusus ya menunjukan identitas asal mula migran, masih dijumpai nama nama kampung yang di pungut dari nama kampung asal transmigran. nama nama tempat atau kampung yang di pakai oleh para migran atau transmigran tidak mempunyai motif lain kecuali kebanggaan saja, bahwa mereka dapat menunjukan asal mulanya tempat tinggal, dan seolah olah ada perasaan  bahwa tempat tinggalnya sekarang belum menjadi tanah air mereka yang sebenarnya. Migrasi pada umumnya bersifat selektif, artinya bahwa yang  pindah dan menempati tempat baru mempunyai karakteristik kependudukan khas, mengenai umur, pendidikan, status sosial, kebudayaan, dan sebagainya. Penduduk yang datang bermigarsi pada umumnya membawa kebudayaan dan adat kebiasaan dari tempat asalnya. Kemudian di tempat yang baru berlangsung kontak kebudayaan diantara penduduk asli dengan pendatang, sehingga terjadi interaksi kebudayaan. Tidak jarang timbul konflik apabila pihak-pihak yang berinteraksi sama kuat dan memegang prinsip. Apabila pendatang jumlahnya agak banyak atau merupakan kelompok kecil yang berwibawa, mereka dapat juga membawa  perubahan-perubahan kedalam kebiasan, norma-norma setempat, atau setidak-tidaknya kedua belah pihak sengaja tidak melakukan adaptasi. Meskipun pendatang sudah lama menempati tempat tinggal yang baru, tetapi proses Asimilasi dan Integrasi sulit terjadi. Sebagai contoh, di Indonesia masih banyak kampung-kampung tertentu yang menunjukkan identitas asal mula pendatang, seperti kampung Arab, Cina.
Kesimpulan
            Dari data di atas bahwa jumlah penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326  pada tahun 2010. laju pertumbuhan Indonesia sangat cepat dan hal itu terlihat dari data diatas yang menunjukkan bahwa Jumlah Penduduk Indonesia pada zaman orde lama yang berjumlah 97,1 jiwa dan jumlahnya semakin meningkat bahkan lebih dari dua kali lipat dari zaman orde lama. bahwa angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah 32 juta jiwa atau 1,21%  pertahunnya. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya meningkat 2,6 juta penduduk. Dan kita dapt mengetahui bahwa Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 mencapai 250,6 juta jiwa.
Saran
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk  adalah:
ü  Menggalakkan program KB (Keluarga Berencana)
ü  Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk antara lain:
·         Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
·         Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
·         Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
·         Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Sumber
-http://www.academia.edu/8726956/PENGARUH_PERTUMBUHAN_PENDUDUK_YANG_PADAT_TERHADAP_PERKEMBANGAN_SOSIAL_DAN_KEBUYAAN